Ternyata pasang surut sekarang ini mempengaruhi tata cara ku dalam berdoa.
Terlebih yang berkaitan dengan permohonan pasangan hidup.
Diawali dengan bentuk doa yang setengah pasrah dan banyak memaksakan kehendak.
Hoho rasanya siy pada saat memanjatkan meyakinkan, tapi sekarang terlihat sangat tidak lapang ternyata bentuk doa ku kala itu..
Fase pertama aku berdoa :
Ya, Allah aku mendambakan sosok bla bli blu.. Sepertinya menyenangkan jika menjadi kenyataan. Ya Allah boleh tidak kalau dia saja yang jadi pasangan ku. Boleh yaa Tuhan, mohon dikabulkan ya Allah.. Aku tau aku bahagia bersama dia..
—) buuu, maksanya banyak ya buu.. Ini doa apalagi mancing ikan buuu? 🙂
Hasilnya?
Ya dikabulkan oleh Allah nan super baik hati.. Tapi tidak untuk hal bersifat permanen. Ibaratnya seperti Allah berkata : hmmmm ini siy maunya kamu banget, Saya punya rencana sendiri untuk mu loh. Okey, Saya kabulkan doa kamu.. Tapi dengan cara dan waktu berlakunya menurut Saya ya.. Terpenting untuk kamu terkabul kan?
Rasanya?
Senang bahagia tak terhingga ketika doa dikabulkan. Hanyut dalam euforia, aku berhasil dalam memanjatkan doa – terbuki dikabulkan oleh Nya.
Padahal ini bentuk permintaan yang memaksakan kehendak, jauh dari ikhlas dan berserah diri sepenuhnya dan bukan yang terbaik menurut Nya. Maka ketika masa berlaku atas doa itu habis,, Allah mencabutnya.
Dampaknya?
Suuuuaaaakkiiiit luar biasa.
Menangis tak kunjung usai, lunglai terasa, badan berjalan laksana robot karna hati yang lebur.
Lalu apa dengan begitu aku menganggap Allah kejam? Dengan penuh kesadaran dan tau diri aku menjawab : Tidak.
Respond pertama memang menangis habis-habisan, sedih, sakit tak terhingga. Tapi aku tidak meratapi dengan menganggap Allah tidak adil kepadaku.
Justru aku bertanya kepadanya :
* dimana sisi manusia sebagai hamba mu yang harus kuperbaiki ?
* kemana langkah kaki ku akan Kau bawa ya Rabbi ?
* Engkau yakin aku pasti bisa melalui ini tapi aku rasa matii dengan harapan ku bagaimana caranya aku bisa melihat keyakinan Mu pada ku ?
Perlahan semua pertanyaan ku tadi terjawab. Allah memang menyukai hal yang berproses, manusia yang cenderung memilih instan – jalan yang cepat. Padahal dengan berproses semuanya akan lebih diresapi, dihayati. Allah menghendaki ku untuk menikmati proses ini, dan aku yakin Allah punya sesuatu yang terbaik untuk dihadirkan.
Fase ke dua aku berdoa :
Ya Allah dekatkan lah aku dengan jodoh ku, sosok yang menjadi pilihan mu. Jauhkanlah aku dengan yang bukan. Ya Tuhan aku tidak aktif mencari, karna aku takut atas pilihan ku dan aku tidak pandai mencari. Ku yakini yang terbaik selalu datang dari Mu. Ikhlaskanlah hatiku menerima segala ketentuan dari Mu.
Fase ke tiga aku berdoa :
Ya Allah mohon ringankan langkah ku, kuatkan Iman ku. Teguhkan hati ku untuk lebih berserah diri kepada Mu, mencintai Mu lebih dari sebelumnya.
Ya Allah, jadikanlah aku manusia yang senantiasa selalu memeluk mu.
Ya Allah, jadikan aku wanita Muslimah sesuai keinginan Mu.
Izinkan aku bersanding dengan sosok yang juga Mencintai Mu lebih dari cinta kepada hamba mu.
Ya Allah mohon persiapkan diriku,,
Patutkan lah diriku untuk menjadi seorang pendamping atas Imam yang telah engkau siapkan untuk ku kelak.
Aku tidak tahu apakah tata cara berdoa ku ini sudah masuk kategori dalam adab yang benar? Yang ku tau hanyalah InsyaAllah aku berusaha lebih baik dalam memasrahkan hati ke pada Nya. Dan semoga tetap terus begitu dalam keadaan apapun.
Allah menghendaki ku untuk berusaha, menjadi manusia yang lebih baik – agar habblumminannas membawa hasil aku menjadi manusia yang lebih sabar, berbaiksangka terhadap sesama, lebih positif, tetap optimis.
Allah menghendaki ku punya Habblumminallah bersih dengan dirinya. Menjadi HambaNya yang lebih mencintai diri Nya secara utuh dan ikhlas.
Allah menghendaki aku untuk sadar bahwa sepatutnya aku bersandar, menitipkan rasa bahagiaku. Menggantungkan nasibku hanya pada diri Nya.
Allah merinduku untuk lebih mencintai Nya, mengabiskan banyak waktu dengan diriNya, dengan begitu Allah akan lebih sering memeluk ku.
Ya Allah, banyak nikmat dunia telah engkau berikan untuk ku. Jadikanlah aku hamba mu yang selalu berucap syukur kepadamu..
Terimakasih ya Rabbi, engkau tetap merengkuhku, tak berpaling dari ku.. kala pasang surut iman melanda.
Terimakasih ya Rabbi atas bonus hidup yang engkau berikan kepadaku setiap pagi ku membuka mata.
Ya Allah, semoga aku senantiasa termasuk dalam golongan orang-orang yang selalu mendambakan surga Mu dalam hidup kekal nanti.
Aamiin allahhuma aamiin.
-am, dec 24, 2014-