Sewindu by Tulus

Sudah sewindu ku di dekatmu
Ada di setiap pagi, di sepanjang harimu
Tak mungkin bila engkau tak tahu
Bila ku menyimpan rasa yang ku pendam sejak lama

Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu

Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta di masa depan
Dan kau lupakan aku semua usahaku
Semua pagi kita, semua malam kita

Oh tak akan lagi ku menunggumu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis merayumu

Setiap pagi ku menunggu di depan pintu
Siapkan senyum terbaikku agar cerah harimu
Cukup bagiku melihatmu tersenyum manis
Di setiap pagimu, siangmu, malammu

Sesaat dia datang pesona bagai pangeran
Dan beri kau harapan bualan cinta di masa depan
Dan kau lupakan aku semua usahaku
Semua pagi kita, semua malam kita

Oh tak akan lagi ku menunggumu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Oh tak akan lagi ku menunggumu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu

Jujur memang sakit di hati
Bila kini nyatanya engkau memilih dia
Takkan lagi ku sebodoh ini
Larut di dalam angan-angan tanpa tujuan

Oh tak akan lagi ku menunggumu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu
Oh tak akan lagi ku menunggumu di depan pintu
Dan tak ada lagi tutur manis ku merayumu

“Apalah (Arti Menunggu)” by Raisa

Telah lama aku bertahan
Demi cinta wujudkan sebuah harapan
Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa t’lah hilang

Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi

Namun ku rasa cukup ku menunggu
Semua rasa t’lah hilang

Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi

Dahulu kaulah segalanya
Dahulu hanya dirimu yang ada di hatiku
Namun sekarang aku mengerti
Tak perlu ku menunggu
Sebuah cinta yang semu

Sekarang aku tersadar
Cinta yang ku tunggu tak kunjung datang
Apalah arti aku menunggu
Bila kamu tak cinta lagi

24 Agustus 2014 : sendiri.

Semua sudah berakhir.

Sebuah kata terucap sudah,

Berawal dari mu

Berakhir juga dari mu.

 

Terwujud sudah keinginan yang kau tutup dari ku..

Rapat-rapat pada akhirnya terkuak juga.

Jika di awal kau tak bisa menepati janjimu.

Maka di akhir ini tepatilah janjimu.

Semoga kau menyadari betul ucapan mu kini.

Kau akhiri kita dia 3 tahun 1 bulan.

Me who no longer You

Innillahi wa innailaihi rajiun

~August, 24′ 2014~

the anchor up to sail

Selama ini aku takut tidak memberi cinta yang cukup sebagai pasangan.
Sampai akhirnya rasa percaya itu datang dan Ku taruh jangkar dan bersandar.
Rasa percaya datang bersama Yakin, bahwa kamu tidak akan berlayar tanpa Ku.

Waktu bergulir..
Dan terjadi lah..
Kapten berlayar tanpa awaknya.

Kita sama-sama punya porsi untuk menemukan kapal, kapten dan awak yang lain.

Aku, akan bertemu dengan :
Kapten yang Soleh,
Kapten yang Setia,
Kapten yang Baik,
Dengan kapal yang indah,.
Kami berlayar di Buminya Allah.

Setidaknya aku menjalani porsi ku dengan maksimal.
Dan ku menjadi tahu bahwa Luka itu bisa sembuh
dan kepercayaan itu berpeluh tuk kembali..
Sulit, tapi Bisa terjadi.
Sulit, tapi Akan terlewati.
Ku masih bisa mempercayakan seseorang dengan Hati, tapi Bukan pada mu.

My Suga besties said:
Now let the anchor up to sail
And left him behind.
He has his own way

And so do I 🙂

-me, august 21, 2014-

berhenti berharap.

Berhenti berharap pada sosok menenangkan
Berhenti berharap pada sebuah kebersamaan
Berhenti berharap pada sebuah perubahan
Berhenti berharap pada sebuah kepastian
Berhenti berharap pada sebuah keputusan.

Aku Berhenti Berharap..
Dari dan Pada mu, AVR.

My Tomatoets, my hugable Po, my best buddy.
My Loving Husband.

So long..
Fare well..
Good bye

-me, aug 20, 2014-

TeGa by Glenn Fredly

Di tengah rasa rindu ku yang menggebu
Kau bersama dia
Disaat saat ku menunggu dirimu
Kau bersama dia

Bila kau cinta aku
Mengapa kau tipu diriku
Tuk bersama dia

Kau bunuh hatiku
Saat ku bernafas untukmu
Kau kebanggaan aku
Yang tega menipuku

Bila kau cinta aku
Mengapa kau tipu diriku
Tuk bersama dia

Kau bunuh hatiku
Saat ku bernafas untukmu
Kau kebanggaan aku
Yang tega menipuku

Yang tega menipuku…

14.08.2014

Kemungkinan buruk itu pun terjadi sudah.
Innalillahi wa innailaihi rajiun..

Dia mengaku Perasaan masih tetap datar,

Pas ak tanya sdh tdk bs dibangun lagi? Dia diam. Dan bilang perasaan ini sdh dari tahun lalu.

Tp disuruh buat penegasan diem aja.

AVR; ak takut.

Me : takut apa? Takut sedih? Takut nyesel?

AVR: ak takut sama azab yang kamu bilang

tadi, terjadi. ak takut buat dosa.

Me: sudah terjadi,kok baru d takutin sekarang. (Krn ak smpt blg: avr tunggu ya kamu akan merasakan posisi di aku disaat itu baru akan benar2 mengerti seperti apa rasanya di zholimi. Skrg ini Allah lg suruh km nunduk tp km msh sombong, maka Allah pasti akan kasih kamu sesuatu yg lbh besar. Skrg km lg d colek,kamu msh kufur nikmat,maka kamu akan dpukul.)

AVR: ak pgn km bahagia.

Me: gimana menurut kamu cara aku bs bahagia?

AVR: dgn ak ada d samping kamu.

Me: iya badan km arca ada d samping aku.. Tp hati kamu ga disini. Suatu saat disaat kamu capek dan tdk kuat kamu akan cari kebahagiaan di luar lagi. Selingkuh lagi, zina lagi. krn km tdk menaruh hati dlm pernikahan kita. Mau smp kapan?

AVR: emg kamu udh kuat kalo cerai sama aku?

Me: itu bukan hal yang utk dipikirkan kuat/tidaknya. Itu nanti. Tp kenyataan yang harus di hadapi. Eventually yang tidak kuat juga akan jadi kuat. Yang buat aku sedih adalah sampai di moment seperti ini kamu masih jadi org yg tidak jujur.

Ngobrol sm dia dri mood enak, sampe emosi lalu waras lagi.

Ga kuat jg nahan emosi akhirnya meledak.

Singkat cerita, aku smakin yakin dengan intuisi dan penglihatan ku.

Me : avr, kamu tidak patut untuk aku perjuangkan.

Aku yang akan gugat kamu. Krn aku sudah tau mau kamu. Aku lebih berharga dari yang sekarang ini.

Kamu

sangat

tidak patut

untuk aku perjuangkan.

Sejujurnya tidak pernah ada kata yakin dlm membuat keputusan spt ini.

Yakin baru datang setelah dijalanin, dilewatin,,

Suatu saat ketika menengok kebelakang ..

Nanti baru akan tahu keputusan ini benar atau tidak benar..

Jadi teringat pembicaraan dengan seseorang,
“Tidak yakin tapi percaya bahwa kita bisa”
InsyaAllah, pasti bisa di lalui.

Terimakasih Allah
untuk tetap merengkuh ku.

~me, August 14, 2014~

I’m giving up on you

Aku sedih.. Iya
Aku marah.. Tentu
Aku kecewa.. Sangat..
Terlepas dari semua perasaan ini,
Yang paling menyakitkan adalah..
Kamu tidak gentlemen enough mengakui yang sebenarnya..
Aku berhadapan dengan sosok semu.
Dan itu kamu.

Sekarang..
Kamu punya banyak waktu
Kamu punya banyak ruang
Untuk kembali menyusun skenario,
Kembali memusatkan hati
Untuk dunia kamu seorang..

Mulut berkata tidak
Tapi kami tau
Dalam hati mu
Masih menunggu dia..
Selamat menunggu..
Selamat berjuang..

Siklus hidup berputar
kan datang saatnya kau berputar
Jika tiba waktunya..
Kala kau berada di posisiku
Sampaikan padaku..
Karna aku hanya ingin berkata..

“Semoga kamu Kuat”

I’m Giving Up On You.

اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْن

Innalillai wa innailaihirajiun

-agustus 14, 2014-

Pintu yang M a n a ?

Jalan tercepat dan terlihat mudah menyelesaikan masalah hanya ada di satu pintu :
# Berhenti berjuang dan menyerah.
(Bawa berkas, ajukan ke pengadilan Agama)

Namun

Jalan tak instan, berpeluh menyelesaikan masalah ada di banyak pintu :
# Berjuang lebih keras untuk mencari kecocokan pada tiap pintu dan menjadi lebih baik.
( Bicara dari hati ke hati, introspeksi diri, menurunkan ego, banyak bersyukur, mau berubah, banyak bersabar, dll)

Pintu bahagia memperbaiki suatu kondisi banyak caranya.
Hanya saja kita harus tahu dulu apa tujuannya, baru kemudian di cari jalan.

Kalau tujuan saja tidak tahu dan tidak di utarakan dengan jujur bagaimana bisa mencapai pintu kebahagiaan ?

Pertanyaannya adalah …
mau cari pintu cepat
atau
pintu bertahap nan berpeluh ?

Aku?
Aku mau mencari bahagia di banyak pintu, meski peluh akan di hadapi
Tak mengapa, karna toh aku sudah memulai merangkak dan berpeluh.
Tapi semua ini akan sia-sia jika aku hanya sendiri.
Aku mau menemani dan memulai lagi, kalau kau juga mau.

Aku mau tapi kau tak tahu mau : apa jadinya?
Aku mau tapi kau tak mau : sia-sia.

Kau,
Bagaimana ?

Betul kau pernah mengucap memilih untuk berjuang kembali mencari pintu bahagia.
Aku tak lupa, aku mengingat kalimat itu.

Tapi ucapan tanpa prilaku apa jadinya?
Ucapan saja tapi menunjukkan banyak keraguan, dimana jujurnya?

And again..
Tolong,, Mohon,,
Katakan pada ku segala sesuatu yang jujur, dari hati mu.
Dan bukan kalimat penyejuk hati semata.

Tolong,, Mohon,,
Manfaatkan waktu dunia yang tersisa untuk lekas menentukan dan utarakan pintu mana yang kau pilih.

Kita tak tahu berapa banyak lagi waktu dunia kita tersedia..

Esok, mungkin tak lagi ada.
Wallahualam.

-august 12, 2014-

AVR – Hanya dalam Diam

Bahagia.. Diam

Marah.. Diam

Senang.. Diam

Susah.. Diam

Kesal.. Diam

Galau.. Diam

Sedih.. Diam

Semua hanya dalam diam

Komunikasi kebatinan,

Hanya dengan diri sendiri.

Hubungan dua individu,

tanpa komunikasi dan hanya diam.

Berjalan sendiri-sendiri.

Kompromi hanya dalam bertindak senang.

Pikiran, ide, harapan, gundah, kecewa semua dalam bentuk diam.

Mau berjalan ke arah mana kita dengan Diam ?

-August 9, 2014-